Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mengelola Emosi di Tempat Kerja

Emosi di Tempat Kerja
Credit Photo: Freepik



Sebagai seorang "buddak korporat" alias karyawan di salah satu perusahaan di Surabaya, sering kali saya merasa emosi tidak stabil dalam menghadapi beberapa peristiwa di kantor. Maklum saja, pekerjaan saya menuntut untuk multitasking alias serabutan. 

Sudah 12 tahun saya bekerja di perusahaan yang sekarang. Meskipun bukan perusahaan besar, tapi entah kenapa saya merasa nyaman bekerja di sana. Mungkin karir saya tidak secemerlang teman-teman kuliah yang pada pencapaian jabatan tertentu, namun saya masih betah kerja dengan suasana kantor penuh kekeluargaan seperti sekarang.

Meskipun begitu, selalu saja ada drama di antara para karyawan di kantor. Bisa jadi saya pun menjadi pelaku drama di kantor hanya saja tak menyadari secara langsung. Emosi datang tiba-tiba tanpa kita sadari sebagai karyawan di sebuah perusahaan.

Emosi bisa datang disebabkan oleh banyak faktor, misalnya saja:
  • Konflik dengan rekan kerja karena ketidaksamaan dalam visi misi pekerjaan
  • Konflik dengan atasan dimana terkadang kita merasa kurang dihargai
  • Konflik dengan pihak ke-3, dalam hal ini merupakan client atau pelanggan di perusahaan tempat kita bekerja
  • dan masih banyak konflik lainnya.
Jangan sampai kita terjebak dengan emosi diri sendiri tanpa mampu mengelolanya. Jangan mau diatur oleh emosi, namun sebisa mungkin kitalah yang mengatur emosi itu jika datang.

Saya pernah merasa uring-uringan di kantor karena merasa tidak menyukai kinerja salah satu teman saya. Akhirnya saya selalu memasang muka cemberut sehingga rekan kerja lainnya pun sungkan untuk membuka obrolan dengan saya. Tentu jika kondisi ini terjadi, suasana di pekerjaan tidak akan nyaman. Bisa-bisa pekerjaan akan terhambat dikarenakan emosi kita yang tidak bisa dikelola.

Emosi boleh, namun jangan sampai merusak suasana dan kelancaran pekerjaan itu sendiri. Yang ada kita bisa kena SP (Surat Peringatan) dari Bos karena emosi yang tak terkontrol itu.

Bijak Mengelola Emosi di Tempat Kerja

Marah dan kesal terhadap lingkungan pekerjaan merupakan hal wajar dialami oleh tiap manusia. Biar bagaimanapun kita hanyalah manusia biasa yang dikaruniai akal sehat dan perasaan. Namun sebisa mungkin kelola emosi di tempat kerja agar kita dapat tetap profesional melakukan pekerjaan sebagi karyawan. Tentu saja agar reputasi tetap terjaga dan tidak diberi peringatan oleh pimpinan perusahaan. Biar bagaimanapun, kita masih membutuhkan pekerjaan ini sebagai sumber nafkah setiap bulannya.

Lalu bagaimana cara mengelola emosi di tempat kerja yang bisa kalian lakukan, berikut tips sederhananya:

1. Jangan Tunjukkan Kalau Sedang Emosi

Ketika tiba-tiba marah dengan lingkungan kerja yang dianggap tak mampu bekerja sama dengan kita, jangan langsung menunjukkan rasa tidak suka kepada objek tersebut. Redamlah emosi kita, kalau perlu pergi ke toilet untuk mencuci muka agar pikiran lebih jernih.

Introspeksi mandiri mengapa kita menjadi emosi dengan suatu keadaan yang dianggap salah versi diri sendiri, namun bisa jadi itu wajar bagi orang lain. Terkadang kita menjadi minoritas apabila membenci sesuatu di lingkungan kerja. Tetap stay cool dulu ya gaes, jangan gegabah emosi berkepanjangan apabila menemukan kondisi yang tidak disukai di lingkungan kerja.

2. Curhat Kepada Teman Kerja yang Bisa Dipercaya

Nah, di kantor kalian dekat sama siapa saja nih? Apakah punya sahabat dekat di kantor atau justru kalian seorang introvert yang malas dengan drama di kantor? Jika kebetulan memiliki teman dekat di kantor, maka ada baiknya emosi yang sedang meledak ini diungkapkan kepada bestie tersebut. Mana tahu dia punya solusi untuk meredam emosi kalian terhadap kekecewaan dengan pekerjaan.

Tapi perlu diingat agar tidak salah memilih tempat curhat ya. Jangan curhat pada rekan kerja yang ember atau curhatan kalian akan tersebar seantero kantor. Bisa berabe kan, apalagi kalau bos tahu.

3. Tetap Selesaikan Pekerjaan Dengan Baik

Jangan gegara emosi, lantas pekerjaan kalian jadi amburadul. Tetap profesional ya gaes walau sedang merasa emosi yang membuncah di dada karena lingkungan kerja yang bermasalah. Apapun itu, kita harus memisahkan antara emosi dan profesionalitas kerja.

Boleh banget kok yang namanya emosi namanya juga manusia, tapi jangan sampai kalian "mutung" kalau kata orang Jawa. Mutung alias ngambek tidak mau menyelesaikan pekerjaan yang sedang dilimpahkan kepada kalian. Efeknya tidak baik juga terhadap performa sebagai karyawan lho.

4. Cuti Lebih Baik Jika Masih Tetap Tak Mampu Meredam Emosi

Pilihan terakhir apabila kalian tak mampu mengelola emosi di tempat kerja adalah dengan mengajukan cuti kepada bagian HRD untuk beberapa hari saja. Tujuannya jelas adalah untuk membuat hati dan pikiran jernih kembali, sehingga ketika kembali bekerja pun pikiran dan fisik lebih semangat dan tidak mengingat kembali emosi sebelum cuti.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian yang sedang merasa emosi tak berkesudahan terhadap budaya kantor yang tidak sehat.

Posting Komentar untuk "Cara Mengelola Emosi di Tempat Kerja"