Plus Minus Menjadi Seorang Freelancer, Ini yang Harus Kamu Ketahui
Siapa sih yang tidak mau kerja santai tapi dapat duit? Saya juga mau pastinya, dimana kita tidak perlu kerja selama 8 jam dan terikat dengan aturan kantor, namun bisa tetap mendapat penghasilan.
Mungkin saya sedang berada di fase tidak kerja kantoran namun tetap dapat penghasilan, meskipun penghasilan yang diterima nominalnya tidak seperti ketika jadi pegawai kantoran. Dulu ketika masih kerja kantoran, setiap tanggal 1 awal bulan saya akan menerima gaji yang jumlahnya pasti sesuai dengan kontrak kerja.
Namun sekarang ketika memutuskan untuk resign, maka otomatis saya kerja dari rumah dan gajinya pun tidak pasti datangnya. Kadang tanggal 1, kadang tanggal 12 dan semua tergantung kesepakatan dengan client.
Yap... saat ini saya sedang menjalani profesi sebagai freelancer, lebih tepatnya jadi blogger. Saya menimana artikel berbayar yang akan tayang di blog pribadi. Selain menjadi seorang blogger, saya juga menerima review produk atau jasa yang akan saya tayangkan di media sosial sosial seperti Instagram atau X.
Menjadi seorang freelancer itu sama juga kok dengan kalian yang bekerja kantoran, ada plus minusnya. Kali ini saya ingin membahas plus minum bekerja sebagai freelancer berdasarkan pengalaman pribadi.
Kekurangan dan Kelebihan Bekerja Sebagai Freelancer
Tentu saja segala sesuatu dalam hidup ini ada kelebihan dan kekurangan, termasuk soal pekerjaan. Saat ini jujur saja ketika menjalani profesi freelancer, ada keinginan untuk kembali bekerja kantoran. Bahkan sering sekali saya melamar kerja di perusahaan melalui situs pencari kerja.
Namun belum ada satupun yang memanggil saya hanya untuk wawancara. Bertanya dalam hati, apakah karena usia yang sudah tidak muda lagi sehingga sulit sekali rasanya mencoba peruntungan kembali bekerja kantoran.
Sebagai freelancer, ada beberapa kekurangan yang saya rasakan ketika menjalani profesi ini misalnya saja:
1. Penghasilan Tak Menentu
Ga munafik sih, saya rindu dengan gaji bulanan, wkwkwk. Jadi freelancer artinya kita harus siap jadi marketing sekaligus sebagai tenaga operasionalnya. Ibaratnya palugada sih. Coba kalau kerja kantoran, kan divisinya bermacam-macam dan kamu hanya akan mengerjakan tugas sesuai divisimu berada.
Nah, kalau jadi freelancer kita harus jemput bola alias aktif lakukan promosi dan juga personal branding. Saya harus aktif di ikut beberapa komunitas agar tidak ketinggalan info mana tahu ada job yang membutuhkan blogger.
Freelancer atau pekerja lepas tentu saja berbeda dengan pekerjaan kantoran dimana mereka tak ada waktu khusus untuk bekerja. Tidak ada yang namanya 8 jam bekerja di balik meja dan komputer, tak perlu absen dan tak perlu takut dipotong gajinya karena terlambat.
Namun konsekuensi dari pekerjaan freelancer adalah pendapatan yang tak menentu. Memang rezeki itu di tangan Allah SWT, namun kita sebagai manusia wajib tetap mengusahakan dengan berupaya semaksimal mungkin dengan banyak cara.
Penghasilan yang tak menentu diterima seorang freelancer membuat dirinya harus pandai-pandai dalam memutar otak mengatur keuangan rumah tangga, terlebih jika freelancer itu merupakan laki-laki sebagai kepala rumah tangga.
2. Mudah Dihinggapi Rasa Bosan
Semenjak menjadi seorang freelancer, otomatis waktu saya lebih banyak di rumah saja berada di depan laptop untuk menyelesaikan pekerjaan jika ada. Nah, ketika tidak jadi karyawan kantoran, jujur saja ada rasa sayang jika harus bepergian ke luar rumah tanpa tujuan.
Saya beralasan buang-buang uang meskipun suami tidak mempermasalahkan jika saya sesekali pergi sendirian untuk melepas rasa bosan. Di satu sisi saya akui bahwa rasa bosan sering menyergap ketika sedang tidak ada job namun di sisi lain berusaha untuk hemat sehingga membatasi pergi ke luar rumah tanpa tujuan yang jelas.
Akhirnya saya punya solusi dengan berlangganan salah satu aplikasi OTT demi bisa nonton drama atau film untuk hiburan sehari-hari di rumah.
3. Berkejar-kejaran Dengan Tugas Rumah Tangga
Jadi freelancer itu oromatis di rumah saja sambil menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga. Akhirnya saya kesampaian juga jadi ibu rumah tangga penuh dimana sehari-hari berkutat dengan pekerjaan rumah.
Berbeda ketika masih kerja kantoran, mau sekotor apapun rumah kalau sudah waktunya berangkat kerja ya ditinggal saja. Kalau sekarang rasanya jika belum beres, saya enggan beralih ke aktivitas lainnya. Alhasil saya seperti berkejar-kejaran dengan tugas rumah tangga padahal tidak ada juga yang akan memarahi saya.
4. Punya Waktu Lebih Fleksibel
Nah ini yang paling saya suka ketika menjalani profesi freelancer yaitu punya waktu yang fleksibel. Kalau dulu ketika masih terikat dengan pekerjaan di kantor, saya harus cari alasan untuk ijin sejenak ke luar lah, atau bahkan cuti dadakan demi aktivitas lain. Bahkan tak jarang saya harus melewatkan moment berharga karena harus mengutamakan pekerjaan di kantor.
Kalau sekarang waktu saya lebih fleksibel sehingga bisa bebas mau melakukan aktivitas apa saja. Bahkan ketika ibu sakit, saya pun tak terbebani dengan urusan kantor karena bisa leluasa menunggu ibu di rumah sakit.
Penutup
Jika kamu tertarik untuk mendalami profesi remote worker, maka bisa mengunjungi blognya Imawati Annisa karena di sana ada kategori artikel seputar pekerjaan freelance tersebut.
Pesan saya adalah ketika memantapkan diri kerja sebagai freelancer, kamu harus paham plus minusnya. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Kalau masih belum sanggup meninggalkan kerjaan kantorannya ya jangan ditinggalkan. Jadikan profesi remote worker sebagai side hustle saja untuk mengisi waktu dan menambah penghasilanmu.
Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Plus Minus Menjadi Seorang Freelancer, Ini yang Harus Kamu Ketahui"